MUI Kalsel dan APH menemukan ajaran Sesat di 13 Kota

Liputan Terkini – Memasuki tahun 2023, Musyawarah Pimpinan Wilayah (MUI) Kalimantan Selatan bersama Aparat Penegak Hukum (APH) mengadakan operasi penyelidikan terhadap berbagai aliran keagamaan yang dianggap sesat dan menyimpang dari ajaran Islam yang telah mapan. Kegiatan ini dimotivasi oleh terus meningkatnya laporan dari masyarakat mengenai praktik-praktik yang meresahkan dan bertentangan dengan syariat Islam.

Dalam misi ini, tim gabungan berhasil mengidentifikasi dan menemukan sejumlah aliran sesat di 13 kota, termasuk Banjarmasin, Banjarbaru, dan Martapura. Pihak MUI Kalsel mengungkapkan bahwa mereka telah menerima informasi dari berbagai lapisan masyarakat tentang kelompok-kelompok yang penuhi sesi pengajian dengan ajaran yang meragukan dan menyesatkan.

Ketua MUI Kalsel, KH. Muhammad Zainal Abidin, menyatakan pentingnya penanganan terhadap fenomena ini, “Kami berkomitmen untuk menjaga keutuhan akhlak dan agama umat. Keberadaan aliran-aliran sesat ini jelas dapat mengganggu kerukunan antarumat beragama jika dibiarkan. Insya Allah, kerjasama dengan APH ini akan menjadi langkah efektif dalam menanggulangi masalah ini.”

Dibaca juga: Afrika Selatan Pertimbangkan Putus Hubungan Diplomatik Dengan Israel

Dari hasil temuan, banyak ajaran mengandung teori konspirasi, manipulasi ajaran, dan penyaluran paham intoleransi yang dapat merusak tatanan harmonis yang selama ini dijaga. SEORANG narasumber dari APH menjelaskan tindakan untuk menyediakan edukasi bagi masyarakat tentang proses pengenalan ajaran Islam yang benar dan sehat juga sangat dibutuhkan, “Pendidikan merupakan langkah terbaik dalam mencegah penyebaran ideologi yang menyesatkan. Kita tidak hanya akan menindak secara hukum, tetapi juga melakukan pendekatan persuasif.”

Tim MUI dan APH berkomitmen untuk terus bersama-menyosialisasikan informasi ini kepada masyarakat luas, serta mengedukasi tentang ciri-ciri ajaran sesat dan bahaya yang ditimbulkan. Kesadaran kolektif sepanjang masyarakat tentang pentingnya kebersamaan dalam menjaga nuansa kedamaian dan keberagaman menjadi kunci dalam melawan radikalisasi.

Masyarakat pun diharapkan untuk aktif berpartisipasi dan melaporkan ketika mendapati kegiatan tersebut di lingkungan sekitar mereka. Bersama-sama, melalui sinergi pemerintah dan masyarakat, MUI Kalsel dan APH optimis dapat menghadapi setiap tantangan yang muncul demi menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan negara.

Dibaca juga: AHY Turut Berduka atas meninggalnya Cagub Maluku Utara Benny Laos

Related Posts

Sekolah Harus Penuhi Empat Aspek Agar Ciptakan Murid Berkompeten

Liputan Terkini – Di era globalisasi yang semakin maju saat ini, kompetensi seorang murid tidak hanya diukur dari kemampuan akademis semata. Agar dapat bersaing dan berkontribusi positif bagi masyarakat, sekolah…

Perusda Pasok Air Bersih ke Gili Lombok untuk Pariwisata

Liputan Terkini – Gili Lombok, salah satu destinasi wisata yang tengah berkembang di Indonesia, menawarkan pesona alam yang memukau dan keindahan bawah laut yang tak tertandingi. Namun, untuk mendukung pertumbuhan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *