Liputan Terkini – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mendesak PBB agar menarik Pasukan Perdamaian UNIFIL dari Lebanon selatan. Netanyahu mengklaim bahwa pasukan ini berada dalam bahaya di tengah ketegangan militer yang meningkat antara Israel dan Hizbullah di perbatasan. Ia juga menuduh UNIFIL digunakan sebagai “perisai manusia” oleh Hizbullah, sehingga memperparah situasi keamanan di wilayah tersebut. namun PBB menolak permintaan tersebut. Beberapa serangan telah menargetkan fasilitas PBB, menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas internasional.
Sekjen PBB António Guterres dan berbagai negara anggota mendesak semua pihak untuk menahan diri dan mengutamakan diplomasi demi mencegah eskalasi lebih lanjut di kawasan tersebut. Kondisi di Lebanon saat ini sangat tegang akibat serangan berulang dari militer Israel. Serangan ini memicu kehancuran di beberapa wilayah, termasuk di Beirut, dan menyebabkan banyak korban sipil.
Ketegangan antara Hizbullah dan Israel semakin memanas di perbatasan selatan Lebanon. Di tengah situasi ini, PBB berusaha mempertahankan operasi pasukan perdamaian UNIFIL, meskipun serangan terhadap markas mereka juga terjadi.
Dibaca juga: WHO: Rumah Sakit Lebanon kewalahan hadapi serangan Israel
Sebagai respons terhadap kondisi ini, pemerintah Indonesia telah mengevakuasi puluhan warga negara Indonesia (WNI) dari Lebanon demi keselamatan mereka. Dua penjaga perdamaian PBB dari Indonesia terluka akibat serangan militer Israel di Lebanon pada tanggal 10 Oktober 2024. Serangan ini terjadi saat pasukan Israel menembaki menara pengawas di markas UNIFIL di Naqoura. Meskipun kedua prajurit mengalami luka, kabar terakhir menyatakan bahwa luka yang mereka alami tidak serius, dan mereka masih mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Serangan udara Israel di Lebanon pada 10 Oktober 2024 adalah bagian dari eskalasi konflik yang telah berlangsung selama setahun antara Israel dan Hizbullah. Serangan ini meningkatkan ketegangan di perbatasan dan menandai intensifikasi dari pertikaian yang telah mengakibatkan banyak korban sipil dan militer. Kejadian ini mencerminkan situasi yang semakin rumit dan berbahaya di kawasan tersebut.
Total korban dari serangan udara Israel di Lebanon sejak 8 Oktober 2023 telah mencapai 2.255 orang tewas dan 10.524 lainnya terluka. Dalam 24 jam terakhir, dilaporkan terdapat tambahan 26 orang yang tewas dan 144 orang terluka akibat serangan yang terus berlanjut.
Serangan ini merupakan bagian dari eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah yang telah berlangsung selama setahun, yang semakin meningkat sejak Israel memperluas serangannya ke Lebanon pada 1 Oktober 2024.
Dibaca juga: AHY Turut Berduka atas meninggalnya Cagub Maluku Utara Benny Laos